Berbicara tentang
analisis fundamental, berarti kita akan menyentuh semua hal mengenai penyebab
pergerakan harga, diantaranya adalah data-data dan berita yang berkaitan erat
dengan perekonomian. Dengan mengetahui efek data ini terhadap suatu pergerakan
harga, kita bisa mengambil keputusan dengan lebih obyektif.
Dasar penganalisisan
secara Fundamental adalah informasi/berita (news) yang berasal dari :
o
Instansi Resmi / Pemerintah
o
Media cetak / elektronik
o
Perorangan
Data-data fundamental
yang akan kita gali kali ini adalah data-data dari Amerika Serikat. Apa
sebabnya? itu karena kondisi perekonomian pemilik 50 negara bagian tersebut
sangat bisa mempengaruhi keadaan perekonomian negara-negara lain di dunia.
Sesuai dengan sumbernya,
maka metode fundamental bersifat subyektif, tergantung derajat kepercayaan
Investor/ konsultan kepada sumber berita tersebut. Berikut adalah data yang
bisa digunakan untuk melakukan analisis fundamental.
·
Average Earning Index (AEI atau biasa disebut Average Earning saja) : Berita ekonomi
ini biasanya dikeluarkan oleh Inggris dan Kanada. AEI memberikan informasi
pendapatan para pekerja dan hubungannya dengan tingkat inflasi melalui
indikator fundamental lainnya yang disebut RPI (Retail Prices Index). Bila AEI
mengalami kenaikan lebih cepat dibandingkan RPI maka ini adalah indikasi bahwa
upah mengalami kenaikan lebih cepat dibandingkan kenaikan harga barang. Hal ini
baik bagi perekonomian sebuah negara namun dampak negatifnya adalah naiknya
tingkat inflasi. Pada forex trading apabila inflasi mengalami kenaikan maka
mata uang cenderung akan menguat. Dikarenakan ekspetasi meningkatnya suku
bunga. Dengan demikian dapat disimpulkan bila AEI mengalami kenaikan, maka mata
uang akan naik juga. AEI tergolong high volatility expected indicator.
·
Chicago PMI : Ini adalah indikator fundamental khusus yang dikeluarkan oleh
Amerika Serikat. ChicagoPMI (atau PMI saja) memberikan informasi naik atau
turunnya tingkat pengeluaran pada purchasing manager di kota
Chicago yang
banyak diantaranya merupakan industri manufaktur. Naiknya indikator ini
merupakan indikasi menguatnya mata uang USD. PMI (purchasing Manager’s Index)
tergolong high volatility expected indicator.
·
Consumer Price Index (CPI) : Inggris dan Amerika Serikat merupakan negara yang paling
sering mengalami naik turunnya mata uang dikarenakan berita CPI ini. CPI
merupakan indikator penentu tingkat inflasi di titik konsumen. CPI sendiri
membantu menentukan berapa besarnya kepercayaan konsumen dalam satu bulan dalam
melakukan pembelian. Apabila CPI naik maka mata uang negara yang bersangkutan
juga akan ikut naik. CPI tergolong indikator medium volatility expected namun
apabila perhitungan CPI dilakukan diluar sektor makanan dan energi maka CPI
dapat menjadi high volatility expected fundamental indicator karena kedua
sektor tersebut merupakan sektor yang paling sering berubah dari waktu ke
waktu. CPI biasa dikeluarkan sekitar tanggal 13 setiap bulannya pada bukul
20.30 WIB (13.30 GMT)
·
Cross Domestic Product (GDP) : Hampir semua orang tahu apa itu GDP. Bahasa Indonesianya
Produk Domestik Bruto. GDP merupakan salah satu indikator fundamental penting
dalam keseharian forex kita. Bila GDP mengalami kenaikan maka secara sederhana
mata uang akan menguat dikarenakan produksi sebuah negara ikut meningkat.
·
Money Supply : Indikator ini mengukur
3 hal yaitu jumlah uang yang beredar di masyarakat dalam bentuk koin atau
kertas, besarnya pinjaman bank kepada masyarakat dan jumlah perubahan nilai
hutang yang belum dilunasi oleh pemerintah. Naik nya money supply biasanya akan
menyebabkan mata uang menguat.
Sebelumnya telah kita
bahas Average Earning Index dan Chichago PMI yang bisa kita gunakan untuk
melakukan analisis fundamental. Berikut ini adalah data-data lain yang
mempengaruhi pergerakan harga di pasar dunia
·
Non Farm Payrolls : Ini salah satu berita yang paling ditunggu-tunggu oleh
kebanyakan trader fundamental. Non Farm Payroll (dikeluarkan oleh US) muncul
sebulan sekali pada hari Jumat minggu pertama. Non Farm Payroll mengukur
besarnya pengeluaran pemerintah dalam pembayaran gaji diluar sektor pertanian
dibandingkan bulan sebelumnya. Meningkatnya Non Farm Payrolls dapat
mengakibatkan mata uang menguat dengan drastis dalam hitungan puluhan hingga
beberapa ratus point. Jadi NFP dapat digolongkan indikator very high volatility
expected.
·
Procedurers Price Index (PPI) : PPI merupakan indikator pengukur tingkat inflasi sama seperti
CPI. Bedanya jika CPI berada di sisi konsumen maka PPI mengukur inflasi dari
tingkat produsen. Kenaikan harga bahan baku,
biaya transportasi dan berbagai komponen produksi menjadi bagian dari
perhtungan PPI. Jika PPI mengalami kenaikan maka mata uang akan menguat. PPI
biasa dikeluarkan sekitar tanggal 11 setiap bulan pukul 20.30 WIB (13.30 GMT).
PPI tergolong high voltility expected indicator.
·
Retail Sales : Retail Sales mencatat
total penjualan barang di sektor tetapi tidak termasuk jasa karena pengukuran
jasa tergolong sulit. Retail sales merupakan salah satu indikator yang baik
untuk mengukur tingkat pengeluaran konsume. Biasanya bil AEI (Average Earning
Index) mengalami kenaikan maka Retail Sales juga akan meningkat karena naiknya
upah pasti diikuti meningkatnya konsumsi. Bila retail sales naik maka mata uang
juga akan naik nilainya. Retail Sales dikeluarkan sekitar tanggal 12 setiap
bulannya pada pukul 20.30 WIB (13.30 GMT)
·
Trade Balance : Trade Balance adalah
selisih antara nilai ekspor dikurangi nilai impor sebuah negara. Nilai minus
menunjukkan impor lebih besar dibanding ekspornya dan sebaliknya jika positif
itu menunjukkan ekspor lebih besar dibandingkan impor. Kebanyakan negar ayang
sedang melakukan ekspansi perdagangan atau negara berkembang memiliki Trade
Balance yang negatif. Namun demikian dalam pasar uang, semakin positif nilai
Trade Balance maka semakin menguat nilai mata uang negara tersebut.
·
ISM Manufacturing Index (ISM-MI) :Institute
of Supply Management Manufacturing Index
merupakan indikator terbesar untuk inidkator fundamental yang mengukur indeks
manufaktur. Dikeluarkan pada hari pertama jam kerja setiap bulannya, ISM-MI
merupakan hasil surver lebih dari 20 indusri manufaktur dan melibatkan 300
purchasing manager di Amerika. Cara pembacaannya kurang lebih sama, bila ISM-MI
mengalami kenaikan tentu saja mata uang negara yang bersangkutan akan menguat.
·
Consumer Confidence Index (CCI) : merupakan indikator yang mengukur tingkat kepercayaan pada
5000 konsumen yang di survey dan pandangan mereka terhadap prosepek ekonomi
kedepan. CCI dikeluarkan setiap hari selasa pada akhir bulan pukul 22.00 WIB
(15.00 GMT). Bila CCI mengalami kenaikan itu artinya kepercayaan konsumen
meningkat terhadap perkembangan ekonomi dan mengakibatkan mata uang dapat
meningkat. CCI tergolong Moderate Volatility Expected Indicator.
·
Interest Rate Statement : Setiap bulannya Bank Sentral tiap-tiap negara selalu mengumumkan
kebijakan suku bunga bank sentral sebagai patokan bagi bank-bank lainnya di
negara tersebut. Keputusannya apakah naik, turun atau tetap. Suku bunga
tersebut pada akhirnya akan menentukan besarnya suku bunga deposito, kredit,
tabungan dan berbagai kebijakan pinjam-meminjam lainnya pada dunia perbankan di
negara itu. Dapat dikatakan kebijakan suku bunga merupakan salah satu aksi
final Bank Sentral terhadap berbagai kondisi ekonomi yang terjadi di negaranya.
Pasar unag termasuk jenis investasi yang sensitif terhadap perubahan suku
bunga. Terutama apabila terjadi perubahan suku bunga yang tidak diprediksi
sebelumnya oleh pasar.
Selain data-data di
atas, ada beberapa faktor eksternal yang bisa mempengaruhi pergerakan pasar,
misalnya: politik, keamanan, bencana, harga emas dan harga minyak dunia.
Data fundamental memang
bisa memberikan efek pada pergerakan harga setelah data itu diumumkan, namun
efek sesungguhnya dari data tersebut masih bisa dirasakan sampai berhari-hari
bahkan berminggu-minggu sesudahnya.